Jumat, 29 April 2011

BUDAYA POLITIK

BAB I
BUDAYA POLITIK

Standar Kompetensi :
1. Menganalisis Budaya Politik di Indonesia

Kompetensi Dasar :
1.1 Mendeskripsikan pengertian budaya politik
1.2 Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia
1.3 Mendeskripsikan pentingnya sosialisasi pengembangan budaya politik
1.4 Menampilkan peran serta budaya politik partisipan




PENDAHULUAN

Manusia diciptakan Tuhan sebagai mahluk monodualis, maksudnya disamping sebagai mahluk pribadi, manusia juga merupakan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia merupakan mahluk yang pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya. Diantara hubungan-hubungan yang dilakukan manusia terdapat suatu hubungan yang saling mempengaruhi sebagian besar aspek kehidupan manusia. Hubungan tersebut adalah hubungan politik. Dalam politik, manusia mengembangkan kegiatan-kegiatan yang diarahkan untuk membuat, melindungi, dan mengubah aturan yang dimaksudkan untuk kebaikan bersama. Di dalam politik inilah manusia membentuk hubungan-hubungan yang mengarah pada terbentuknya suatu masyarakat politik.
Kegiatan politik dalam suatu masyarakat politik menempatkankedudukan manusia sebagai Insan Politik yaitu mahluk yang terlibat dalam kegiatan politik. Karena manusia merupakan mahluk politik, menurut Aristoteles, maka hanya dalam komunitas politik manusia dapat hidup dalam sebuah kegiatan yang lebih baik. Dalam pandangan ini, selanjutnya politik sebenarnya merupakan kegiatan etik yang diarahkan untuk menciptakan sebuah masyarakat yang berkeadilan.
Insan politik yang demokratis tidak akan mengedepankan kekerasan untuk memperjuangkan kepentingannya dan selalu siap bermusyawarah untuk mencapai kemufakatan. Selain itu ia memiliki kepedulian yang tinggi terhadap persoalan bersama. Keaktifan insan politik untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan politik akan menentukan bentuk interaksi politik antar pelaku politik.

1.1 MENDESKRIPSIKAN PENGERTIAN BUDAYA POLITIK

1. Pengertian Budaya
Manusia adalah makhluk yang berbudi, yang memiliki potensi pikir rasa, karsa dan cipta karena potensi inilah manusia menduduki atau memiliki martabat yang tinggi. Dengan akal budinya manusia menjadi berkebudayaan.
Dalam bahasa Inggris kebudayaan disebut culture. Istilah culture berasal dari kata latin colore yang berarti mengolah atau mengerjakan tanah atau bertani. Dari arti ini berkembang arti culture sebagai segala daya dan upaya serta tindakan manusia untuk mengolah tanah atau mengubah alam. Dalam bahasa Indonesia kata culture diadopsi menjadi kata kultur.
Beberapa pengertian kebudayaan menurut beberapa tokoh :
a. Koentjaraningrat
Kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan miliki sendiri manusia dengan belajar.




b. Sir Edwarg Burnett Tylor
Kebudayaan merupakan kompleks keseluruhan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, moral, kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
c. A.L. Kroeber dan Clyde Cluckhon
Kebudayaan adalah keseluruhan pola-pola tingkah laku dan pola-pola bertingkah laku, baik eksplisit maupun implicit, yang diperoleh dan diturunkan melalui symbol yang akhirnya mampu membentuk sesuatu yang khas dari kelompok-kelompok manusia termasuk perwujudannya dalam benda-benda materi.
d. Selo Sumarjan dan Soeleman Soemardi
Dalam bukunya Setangkai Bunga Sosiologi mengemukakan bahwa kebudayaan sebagai “ Semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat “.
• Karya menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendan (materi culture) yang diperlukan masyarakat untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatannya dan hasilnya dapat diabdikan untuk kepentingan masyarakat.
• Rasa meliputi jiwa manusia mewujudkan segala norma-norma dan nilai-niliai kemasyarakatan yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan dalam arti yang luas; termasuk keyakinan, ideologi, kebatinan, kesenian dan semua unsur yang merupakan ekspresi dari jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat.
• Cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan berpikir dari orang-orang yang hidup bermasyarakat diantaranya menghasilkan filsafat serta ilmu-ilmu pengetahuan, baik yang berwujud teori murni maupun yang sudah disusun untuk diamalkan dalam kehidupan masyarakat.

2. Pengertian Politik
Kata politik berasal dari bahasa Yunani “polis”. Polis adalah kota yang berstatus Negara / Negara kota. Secara umum politik dapat diartikan macam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik / Negara yang menyangkut kemaslahatan hidup seluruh warga Negara. Politik pada dasarnya menyangkut tujuan-tujuan masyarakat, bukan tujuan pribadi.
Beberapa pengertian politik dari berbagai tokoh :
a. Joyce Mitchell dalam bukunya Political Analysis and Public Policy : Politik adalah pengambilan keputusan kolektif atau pembuatan kebijaksanaan umum untuk masyarakat seluruhnya.
b. Karl W Deutsch
Politik adalah pengambilan keputusan-keputusan pribadi oleh orang seorang, dan bahwa keseluruhan dari keputusan-keputusan semacam ini berbeda dengan pengambilan keputusan-keputusan pribadi oleh orang seorang, dan bahwa keseluruhan dari keputusan-keputusan semacam ini merupakan “sektor umum” atau “sector publik” dari suatu Negara. Keputusan tersebut merupakan keputusan mengenai tindakan umum atau nilai-nilai, yaitu mengenai apa yang akan dilakukan dan siapa mendapat apa ? Dlam arti ini, politik terutama menyangkut kegiatan pemerintah. Negara dianggap sebagai kapal, sedangkan pemerintah sebagai nahkodanya.
c. Harold Laswell
Dalam buku Who gets What, When and How : politik adalah masalah siapa, endapat apa, kapan dan bagaimana.
d. Hoogewerf
Menegaskan bahwa inti politik adalah kebijakan (policy) yaitu suatu usaha manusia untuk tidak hanya menyesuaikan diri secara pasif terhadap perubahan-perubahan dalam lingkungannya, melainkan secara aktif mengadakan, menghalangi, memperlambat, mempercepat, mengendalikan, atau mengubah arah dalam perubahan itu.

3. Pengertian Budaya Politik

Budaya politik merupakan perwujudan nilai-nilai politik yang dianut oleh sekelompok masyarakat, bangsa, atau negara yang diyakini sebagai pedoman dalam melaksanakan aktivitas-aktivitas politik kenegaraan. Kehidupan politik memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Kita sebagai warganegara tentu saja akan bersinggungan dengan kehidupan politik
Terhadap suatu masalah politik, warganegara biasanya akan memberikan pendapat, pandangan, pengetahuan, sikap, perasaan, dan penilaiannya masing-masing. Pengetahuan, sikap, dan penilaian warganegara terhadap kehidupan politik dinegaranya merupakan cerminan dari budaya politik yang ada di negara tersebut. Berikut adalah pengertian Budaya Politik dari para ahli :

1. Gabriel Almond dan Sidney Verb
Budaya politik mengacu pada sikap orientasi yang khas dari warganegara terhadap sistem politik dan bagian-bagian lainnya dan sikap terhadap peranan warganegara dalam sistem itu.

2. Kay Lawson
Budaya politik adalah terdapatnya satu perangkat yang meliputi seluruh nilai-nilai politik yang terdapat diseluruh bangsa.

3. Alan R. Ball
Budaya politik adalah susunan yang terdiri atas sikap, kepercayaan, emosi, dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik dan isu-isu politik.

4. Austin Ranney
Budaya politik adalah seperangkat pandangan-pandangan tentang politik dan pemerintahan yang dipegang secara bersama, sebuah orientasi terhadap obyek-obyek politik.

Salah satu makna dari budaya politik adalah orientasi warganegara terhadap obyek politik. Kata "orientasi" bermakna melihat, mengenal, pandangan, pendapat, sikap, penilaian, pengetahuan, kepercayaan, keyakinan. Orientasi warganegara meliputi tiga komponen orientasi yaitu :
1. Orientasi Kognitif adalah orientasi warganegara yang sifatnya kognitif atau pengetahuan, seperti pengetahuan, wawasan, kepercayaan, dan keyakinan warga negara terhadap suatu obyek politik.
2. Orientasi Afektif adalah orientasi waganegara yang sifatnya afektif atau sikap, seperti sikap-sikap, nilai-nilai, dan perasaan warganegara terhadap obyek politik.
3. Orientasi Evaluatif yaitu orientasi warganegara yang sifatnya evaluatif atau penilaian, seperti pendapat dan penilaian warganegara terhadap suatu obyek poltik.

Obyek politik adalah hal yang dijadikan sasaran dari orientasi warganegara. Obyek politik yang dijadikan sasaran orientasi meliputi 3 hal yaitu :
1. Obyek Politik Umum atau sistem politik secara keseluruhan meliputi :sejarah bangsa, simbol negara, wilayah negara, kekuasaan negara, konstitusi negara,lembaga-lembaga negara, pimpinan negara, dan hal lain dalam politik yang sifatnya umum.
2. Obyek politik Input yaitu lembaga atau pranata politik yang termasuk proses input dalam sistem politik. Lembaga yang termasuk dalam kategori obyek politik input contohnya partai politik, kelompok kepentingan, organisasi masyarakat, pers, dukungan, dan tuntutan.
3. Obyek Politik Output yaitu lembaga atau pranata politik yang termasuk proses output dalam sistem politik. Lembaga yang termasuk dalam kategori obyek politik output contohnya birokrasi, lembaga peradilan, kebijakan, putusan, Undang-undang, dan peraturan.

Gabriel Almond dan Sidney Verba mengklasifikasikan Budaya Politik menjadi tiga yaitu :
1. Budaya Politik Parokial (Parochial Political Culture)
Dalam budaya politik ini, tingkat partisipasi politik sangat rendah yang disebabkan faktor kognitifnya, misalnya tingkat pendidikan yang relatif rendah. Adapun ciri-ciri budaya ini adalah :
a. Warga cenderung tidak menaruh minat terhadap obyek-obyek politik yang luas, kecuali yang ada disekitarnya
b. Warga tidak banyak berharap atau tidak memiliki harapan tertentu dari sistem politik dimana ia berada
c. Kesadaran anggota masyarakat akan adanya pusat kewenangan atau kekuasaan dalam masyarakatnya.
d. Berlangsung dalam masyarakat yang masih bersifat tradisional dan sederhana, contohnya pada masyarakat suku.
e. Belum adanya peran-peran politik yang khusus, peran politik yang dilakukan serempak bersamaan dengan peran ekonomi, keagamaan dan lain-lain.
f. Berkaitan dengan di atas, maka pelaku politik tidak hanya menjalankan peran politik tapi juga berperan lain dalam masyarakat itu. Contohnya, seorang kepala suku tidak hanya memimpin suku itu, tetapi juga penguasa ekonomi, pemimpin spiritual, dan panglima perang.

2. Budaya politik Kaula (Subject Political Culture)
Budaya politik ini ditandai dengan kesadaran politik yang sangat tinggi, ciri-cirinya adalah :
a. Warga menaruh kesadaran, minat, dan perhatian terhadap obyek politik output, sedangkan kesadarannya terhadap input dan kesadarannya sebagai aktor politik rendah.
b. Warga menyadari sepenuhnya otoritas pemerintah
c. Mereka tidak berdaya mempengaruhi, bahkan tunduk dan patuh saja terhadap segala kebijakan dan putusan yang ada di masyarakatnya.
d. Warga bersikap menerima saja putusan yang dianggapnya sebagai sesuatu yang tidak boleh dikoreksi atau ditentang
e. Sikapnya sebagai aktor politik adalah pasif artinya tidak mampu berbuat banyak untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik.
f. Tidak banyak memberikan masukan dan tuntutan kepada Pemerintah tapi cukup puas untuk menerima apa yang berasal dari Pemerintah.

3. Budaya Politik Partisipan (Participant Political Culture)
Masyarakat yang bersangkutan sudah relatif maju baik sosial maupun ekonominya, tetapi masih bersikap pasif. Ciri-ciri budaya politik ini adalah :
a. Anggota masyarakat sangat partisipatif terhadapsemua obyek politik, baik menerima maupun menolak suatu obyek politik.
b. Kesadaran bahwa ia adalah warganegara yang aktif dan berperan sebagai aktivis
c. Warga menyadari akan hak dan tangggung jawabnya dan mampu mempergunakan hak itu serta menanggung kewajibannya.
d. Tidak menerima begitu saja keadaan, tunduk pada keadaan, berdisiplin, tetapi dapat menilai dengan penuh kesadaran semua obyek politik, baik keseluruhan input, output, maupun posisi dirinya sendiri.
e. Kehidupan politik dianggap sebagai sarana transaksi seperti halnya pembeli dan penjual. Warga dapat menerima berdasar kesadaran, tetapi juga mampu menolak berdasarkan penilaiannya sendiri.

Menurut pendapat Gabriel Almond dan Sidney Verba, ketiga budaya politik diatas sebangun dengan sistem politiknya yaitu :

1. Budaya Politik Parokial sebangun dengan sistem politik Tradisional
2. Budaya Politik Kaula sebangun dengan sistem politik Otoritarian
3. Budaya Politik Partisipan sebangun dengan sistem politik Demokrasi

Keserasian antara budaya politik dengan sistem politiknya akan membentuk kematangan budaya politik. Dengan demikian, kematangan budaya politik bangsa akan tergantung sejauhmana keserasian antara budaya politik dengan sistem politik dari bangsa yang bersangkutan.
Semakin serasi antara struktur atau sistem politik dengan aspek-aspek budaya bangsa, semakin matang pula budaya politiknya.

RUSANDI KANTAPRAWIRA dalam bukunya Sistem Politik di Indonesia menyatakan adanya beberapa ciri-ciri budaya politik di Indonesia sebagai berikut :
a. Adanya subbudaya (subculture) yang banyak dan beraneka ragam. Hal ini disebabkan Indonesia memiliki banyak suku, yang masing-masing suku tersebut memiliki budaya sendiri-sendiri.
b. Sikap ikatan primordial yang masih kuat, yang dikenali melalui indikator berupa sentimen kedaerahan, kesukuan , dan keagamaan.
c. Kecenderungan budaya politik Indonesia yang masih mengukuhi sifat paternalisme dan sifat patrimonial, sebagai indikator misalnya Bapakisme, Asal Bapak Senang (ABS), menurut petunjuk pimpinan.
d. Budaya politik Indonesia bersifat Parokial Subyek di satu pihak, dan Partisipan di lain pihak.




UJI KOMPETENSI 1.1

A. Pilihan Ganda
1. Budaya politik mencakup orientasi warganegara terhadap obyek politik dan sikap warganegara terhadap peranannya sendiri dalam sistem politik. Pendapat ini dikemukakan oleh..........
A. Kay Lawson
B. Alan R. Ball
C. Gabriel Almond
D. Austin Ranney
E. Mirriam Budiharjo

2. Orientasi yang berupa pengetahuan, wawasan, kepercayaan, dan keyakinan warga terhadap obyek politik disebut..........
A. Orientasi Afektif
B. Orientasi Kognitif
C. Orientasi Evaluatif
D. Orientasi Positif
E. Orientasi Negatif

3. Berikut ini yang termasuk obyek politik umum adalah.........
A. Organisasi Masyarakat
B. Partai Politik
C. Lembaga Peradilan
D. Undang-undang
E. Wilayah Negara

4. Warga Negara disebut sebagai Insan Politik karena............
A. Manusia hanya sebagai obyek dari politik
B. Setiap orang dalam kehidupannya selalu memenuhi kebutuhannya
C. Sejak lahir telah dibekali naluri untuk hidup bekerjasama dan berorganisasi
D. Tidakdapat terlepas dengan manusia lain dalam kehidupannya
E. Sebagai ciptaan Tuhan tidakdapat terlepas dengan alam sekitarnya

5. Yang dimaksud dengan orientasi adalah seperti di bawah ini, kecuali...........
A. Pandangan
B. Pendapat
C. Kepercayaan
D. Pengetahuan
E. Pranata

6. Perhatikan hal-hal di bawah ini !
1. Keyakinan
2. Wawasan
3. Nilai
4. Perasaan
5. Penilaian
6. Sikap

Manakah yang termasuk orientasi afektif?
A. 1, 2 dan 3
B. 2, 3, dan 4
C. 3, 4, dan 6
D. 1, 3, dan 5
E. 2, 4, dan 6

7. Yang termasuk obyek politik umum adalah...........
A. Partai Politik
B. Wilayah Negara
C. Undang-undang
D. Pers
E. Birokrasi

8. Suatu budaya politik dimana tingkat partisipasi politiknya sangat rendah, yang disebabkan faktor kognitifnya disebut............
A. Otoritarian
B. Parokial
C. Kaula
D. Subyek
E. Partisipan

9. Sikapnya sebagai aktor politik adalah pasif, artinya tidak mampu berbuat banyak untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik adalah ciri-ciri budaya politik..........
A. Kaula
B. Parokial
C. Partisipan
D. Tradisional
E. Demokrasi

10. Menurut Gabriel Almond dan Sidney Verba, budaya Politik Partisipan sebangun dengan sistem politik…
A. Praindustrial
B. Industrial
C. Tradisional
D. Otoritarian
E. Demokrasi

11. Salah satu ciri budaya politik di Indonesia adalah .............
A. Warga tidak banyak berharap atau tidak memiliki harapan tertentu dari sistem politik dimana ia berada
B. Warga menyadari sepenuhnya otoritas Pemerintah
C, Sifat ikatan Primordial yang masih kuat, yang dikenal melalui indikator sentimen kedaerahan, kesukuan, dan keagamaan.
D. Belum adanya peran-peran politik yang khusus
E. Warga menyadari akan hak dan kewajibannya

12. Orientasi warganegara terhadap obyek politik terdiri dari 3 komponen orientasi yaitu.........
A. Orientasi Afektif, Positif, dan Negatif
B. Orientasi Afektif, Evaluatif, dan Positif
C. Orientasi Kognitif, Afektif, dan Positif
D. Orientasi Kognitif, Afektif, dan Evaluatif
E. Orientasi Evaluatif, Positif, dan Negatif

13. Gabriel Almond membagi budaya politik menjadi 3 yaitu...........
A. Budaya politik Parokial, Kaula, dan Otoritarian
B. Budaya Politik Parokial, Otoritarian dan Partisipan
C. Budaya Politik Otoritarian, Demokrasi, dan Tradisional
D. Budaya Politik Demokrasi, Tradisional, dan Partisipasi
E. Budaya Politik Parokial, Kaula, dan Partisipan

14. Salah satu contoh pertanyaan yang merupakan orientasi kognitif warganegara terhadap obyek politik umum adalah..........
A. Berapa lama masa jabatan Presiden RI ?
B. Ada berapa Parpol yang ikut PEMILU 2004 ?
C. Setujukah jika Presiden RI dipilih langsung oleh rakyat ?
D. Apa pendapat anda tentang pemilihan Presiden secara langsung ?
E. Bagaimanakah penilaian anda terhadap kebebasan pers saat ini ?

15. Baik atau burukkah jika sekarang ini Pemerintah mengimpor beras?Contoh pertanyaan ini adalah contoh komponen orientasi……….
A. Afektif warga negara terhadap obyek politik input
B. Afektif warga negara terhadap obyek politik output
C. Evaluatif warganegara terhadap obyek politik umum
D. Evaluatif warganegara terhadap obyek politik input
E. Evaluatif warganegara terhadap obyek politik output



II. Uraian
1. Sebutkan dan jelaskan macam-macam budaya politik menurut Gabriel Almond !
Jawab : ………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………

2. Di Indonesia dikatakan terdapat banyak subbudaya politik. Mengapa demikian ?
Jawab : ………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………

3. Berikan 2 contoh sikap warganegara yang berbudaya politik Partisipan !
Jawab : ………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………

4. Sebutkan definisi Budaya Politik menurut Kay Lawson !
Jawab : ………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………

5. Apa yang dimaksud dengan Insan Politik ?
Jawab : ………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………



1.2 MENGANALISIS TIPE-TIPE BUDAYA POLITIK YANG BERKEMBANG DALAM MASYARAKAT INDONESIA

Ada macam-macam tipe budaya politik yaitu :

1. Model Masyarakat Industrial
Dalam sistem ini terdapat banyak aktivitas politik yang akan menjamin adanya kompetisi partai-partai politik dan kehadiran dari pemberi suara yang besar. Selain itu terdapat banyak publik peminat politik yang selalu mendiskusikan secara kritis moral- moral kemasyarakatan dan pemerintahan. Termasuk didalamnya kelompok-kelompok yang selalu mengusulkan kebijakan-kebijakan baru dan melindungi kepentingan-kepentingan khusus mereka.

2. Model Sistem Otoriter
Dalam model ini terdapat beberapa kelompok masyarakat yang memiliki sikap politik berbeda yaitu :
2.1 Kelompokorganisasi politik dan partisipasi, seperti mahasiswa, kelompok intelektual, berusaha menentang dan mengubah sistem melalui tindakan persuasif atau proses yang agresif.
2.2 Kelompok terhormat, seperti pengusaha-pengusaha, agamawan, dan tuan tanah mendiskusikan masalah pemerintahan dan aktif dalam lobbying.
2.3 Sebagian besar rakyat hanya sebagai subyek yang pasif, mengakui pemerintah dan tunduk padanya, tetapi tidak melibatkan diri dalam urusan Pemerintahan.
2.4 Posisi petani dan buruh tani kecil sekali keterlibatannya dengan sistem politik.

3. Model Sistem Demokrasi Praindustrial
Dalam model ini menampilkan hal-hal berikut :
3.1 Kelompok partisipan dari profesial terpelajar, usahawan, dan tuan tanah sedikit sekali jumlahnya.
3.2 Sebagian warganegaranya adalah pegawai, buruh, dan petani bebas yang secara langsung terkena sistem perpajakan dan kebijakan pemerintah.
3.3 Kelompok terbesar adalah buruh tani yang buta huruf yang sangat kecil keterlibatannya dalam kehidupan politik.

AFFAN GAFFAR dalam bukunya Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi, mengidentifikasikan tipe budaya politik Indonesia sebagai berikut :

1. Hierarki Yang Tegas
Sebagian besar masyarakat Indonesia bersifat hierarkis yang menunjukkan adanya pembedaan/tingkatan atas dan bawah. Mereka yang memegang jabatan disebut dengan priyayi atau pejabat, sedangkan warganegara sebagai bawahan atau rakyat kebanyakan. Mereka yang diataslah yang merasa berhak memimpin, berbuat benar, baik hati, dan melindungi, sedangkan rakyat dianggap hanya tunduk, patuh saja, dan memang seharusnya taat pada pimpinan.

2. Kecenderungan Patronage
Kecenderungan patronage yaitu kecenderungan pembentukan pola hubungan patronage, baik di kalangan penguasa dan masyarakat, atau pola hubungan Patron-Client. Dalam pola hubungan ini adanya dua individu yang terdiri atas : satu sebagai Patron (bapak), sedang yang satunya sebagai Client (anak). Mereka melakukan hubungan timbal balik seperti antara bapak dan anak.
Sang bapak bersifat memberi dan melindungi, sedangkan anak menerima dan patuh. Hubungan ini terdapat dalam masyarakat dan birokrasi.

3. Kecenderngaun Neo-Patrimonialistik
Kecenderungan akan munculnya budaya politik yang bersifat Neo-Patrimonialistik dimaksudkan karena negara memiliki atribut atau kelengkapan yang sudah modern dan rasional, tetapi juga masih memperlihatkan atribut yang patrimonial. Negara masih dianggap milik pribadi atau kelompok pribadi sehingga diperlakukan layaknya sebuah keluarga.


1.3 MENDESKRIPSIKAN PENTINGNYA SOSIALISASI PENGEMBANGAN BUDAYA POLITIK

Ada hubungan antara budaya politik dengan sosialisasi politik, budaya politik merupakan produk atau hasil dari sosialisasi politik. Sosialisasi politik pada dasarnya dimaksudkan untuk membentuk budaya politik warga negara. Dengan adanya sosialisasi politik, warga negara akan menerima, mengalami, menjalankan berbagai sikap-sikap, pandangan-pandangan, pengetahuan-pengetahuan, dan nilai-nilai politik bangsa.

A. Pengertian Sosialisasi Politik

1. KENNETH P. LANGTON
Sosialisasi politik dalam pengertian luas merujuk pada cara masyarakat dalam mentransmisikan budaya politiknya dari generasi ke generasi.

2. GABRIEL ALMOND
Sosialisasi politik menunjuk pada proses dimana sikap-sikap dan pola tingkah laku politik diperoleh atau dibentuk dan juga merupakan sarana bagi suatu generasi untuk menyampaikan patokan-patokan politik dan keyakinan-keyakinan politik pada generasi berikutnya.

3. RICHARD E. DAWSON
Sosialisasi politik dapat dipandang sebagai pewarisan pengetahuan, nilai-nilai, dan pandangan-pandangan politik dari orangtua, guru, dan sarana-sarana sosialisasi lainnnya kepada warganegara baru dan mereka yang menginjak dewasa.

4. DENNNIS KAVANAGH
Sosialisas politik adalah istilah yang digunakan untuk mengggambarkan proses dimana individu belajar tentang politik dan mengembangkan orientasinya terhadap politik.

5. PREWITT dan DAWSON
Sosialisasi politik didefinisikan sebagai proses bagaimana warganegara memperoleh pandangan-pandangan politik yang merupakan perkumpulan cara yang telah menjadi pegangan bagi kehidupan politik bangsanya.

Beberapa aspek penting dari sosialisasi politik adalah sebagai berikut :
a. Sosialisasi politik merupakan proses belajar, belajar dari pengalaman.
b. Sosialisasi politik berlangsung tidak hanya pada usia dini dan remaja, tetapi tetap berlanjut sepanjang kehidupan.
c. Memberikan hasil belajar yang berupa informasi, pengetahuan, sikap, motif, nilai-nilai yang tidak hanya berkaitan dengan individu tetapi juga kelompok.
d. Sosialisasi politik merupakan prakondisi bagi aktivitas sosialisasi politik.


Ada dua tipe sosialisasi politik yaitu :
1. Sosialisasi Politik Tidak Langsung
Adalah warga pada mulanya berorientasi pada hal-hal yang bukan politik (non politik), namun kemudian mempengaruhinya untuk memiliki orientasi politik. Jadi dalam sosialisasi politik tidak langsung ada dua tahap :
a. tahap pertama berorientasi pada non politik
b. tahap kedua, orientasi pertama digunakan untuk orientasi pada politik

Sosialisasi politik secara tidak lansung ini dapat dilakukan melalui tiga cara :

a. Pengalihan Hubungan Antarindividu
Hubungan antarindividu yang pada mulanya tidak berkaitan pada politik, namun nantinya akan berpengaruh ketika berhubungan atau berorientasi dengan kehidupan politik. Contohnya hubungan siswa dengan guru, nantinya akan membentuk orientasi siswa manakala ia bertemu atau berhubungan dengan Bupati.

b. Magang
Merupakan bentuk aktivitas sebagai sarana belajar. Magang di tempat-tempat tertentu atau organisasi nonpolitik nantinya akan mempengaruhi orang ketika berhubungan dengan politik. Contohnya, siswa ikut organisasi Pramuka, PKS, dan OSIS. Organisasi ini juga tempat pembelajaran politik, siswa akan belajar rapat, melakukan voting, dan membuat keputusan.

c. Generalisasi
Menurut tipe generalisasi, kepercayan dan nilai-nilai yang diyakini yang sebenarnya tidak berkaitan dengan politik dapat mempengaruhi orang untuk berorientasi pada obyek politik tertentu. Misalnya warga memiliki kepercayaan bahwa semua orang pada dasarnya baik, maka kepercayaan ini akan menjadikan ia berprasangka baik terhadap semua pejabat negara. Sebaliknya, jika orang berpendapat bahwa orang pada dasarnya buruk, ia akan berhati-hati manakala bertemu dengan pejabat.Jadi kepercayaan atau nilai-nilai yang diyakini digeneralisasikan pada kehidupan politik.

2. Sosialisasi Politik Langsung
Dalam tipe ini, politik berlangsung dalam satu tahap saja yaitu bahwa hal-hal yang diorientasikan dan ditransmisikan adalah hal-hal yang bersifat politik.

Sosialisasi politik langsung dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu :
a. Penurunan Perilaku (Imitasi
Proses menyerap atau mendapatkan orientasi politik dengan cara meniru orang lain. Yang ditiru tidak hanya pandangan politik, tetapi bisa juga sikap-sikap politik, keyakinan politik, harapan mengenai politik, tingkah laku politk, serta ketrampilan dalam berpolitik. Contohnya, seorang remaja akan mendukung calon Bupati karena orangtuanya juga mendukung si calon Bupati tersebut.
b. Sosialisasi Antisipatori
Sosialisasi politik dengan cara belajar bersikap dan berperilaku seperti tokoh politik yang diidealkan. Pada umumnya, anak atau remaja mengidealkan seorang tokoh kemudian ia dewasa berkeinginan seperti tokoh itu. Oleh karena itu, ia akan melakukan dan belajar bersikap dan berpandangan layaknya si tokoh. Dalam hal ini, tokoh atau pemimpin politik. Misalnya seorang remaja belajar bersikap dan cara bicara seperti Presiden sebab ia mengidealkan peran itu.
c. Pendidikan Politik
Sosialisasi politik melalui pendidikan politik adalah upaya yang secara sadar dan sengaja serta direncanakan untuk menyampaikan, menanamkan, dan membelajarkan anak untuk memiliki orientasi- orientasi politik tertentu. Pendidikan politik bisa dilakukan melalui sekolah, organisasi, partai politik, media massa, diskusi politik, serta forum-forum yang sengaja dirancang untuk penyampaian orientasi politik.
d. Pengalaman politik
adalah belajar langsung dalam kegiatan-kegiatan politik atau kegiatan yang sifatnya publik. Terlibat langsung dalam kegiatan partai politik adalah contoh mendapatkan pengalaman politik.

Untuk dapat menyampaikan pandangan, nilai, sikap, dan keyakinan-keyakinan politik diperlukan sarana atau agen-agen sosialisasi politik. Gabriel Almond menyatakan ada 6 agen sosialisasi politik yaitu :

1. Keluarga
2. Kelompok Pertemanan
3. Sekolah
4. Pekerjaan
5. Media Massa
6. Kontak politik langsung

UJI KOMPETENSI 1.2 DAN 1.3
A. Pilihan Ganda
1. Perhatikan hal-hal dibawah ini !
1. Model Masyarakat Industrial
2. Model Sistem Tradisional
3. Model Sistem Demokrasi
4. Model Sistem Otoriter
5. Model Sistem Demokrasi Praindustrial
Yang merupakan tipe-tipe budaya politik ditunjukkan pada nomor……..
A. 1, 2, dan 3
B. 1, 4, dan 5
C. 2, 3, dan 4
D. 3, 4, dan 5
E. 1, 3, dan 5

2. Kelompok terbesar dalam Model Sistem Demokrasi Praindustrial adalah……..
A. Buruh tani yang buta huruf D. Priyayi
B. Pegawai Negeri E. Agamawan
C. Pedagang

3. Hierarki yang tegas, Kecenderungan Patronage, dan Kecenderungan Neo- Patrimonialistik adalah tipe budaya politik Indonesia yang dikemukakan oleh…
A. Mirriam Budiharjo D. Gabriel Almond
B. Rusandi Kantaprawira E. Sidney Verba
C. Affan Gaffar

4. Dalam tipe budaya politik Kecenderungan Patronage yang berperan sebagai Patron (bapak) adalah………
A. Rakyat
B. Penguasa
C. Agamawan
D. Petani
E. Guru

5. Budaya politik merupakan produk atau hasil dari…..
A. Perilaku politik D. Sosialisasi Politik
B. Sistem Politik E. Agen politik
C. Komunikasi Politik

6. Sosialisasi politik adalah cara masyarakat dalam mentransmisikan budaya politiknya dari generasi ke generasi adalah menurut pendapat……..
A. Dennnis Kavanagh D. Richard E. Dawson
B. Gabriel Almond E. Kenneth P. Langton
C. Sidney Verba

7. Yang tidak termasuk aspek penting dari sosialisasi politik adalah………..
A. Sosialisasi politik adalah hasil dari pengindoktrinasian
B. Sosialisasi politik merupakan proses belajar
C. Sosialisasi politik tidak hanya pada usia dini tapi berlanjut
D. Memberikan hasil belajar yang berupa informasi, pengetahuan yang tidak hanya berkaitan dengan individu tapi juga kelompok
E. Merupakan prakondisi bagi aktivitas sosial politik

8. Proses pembentukan budaya politik dilakukan melalui….
A. Sosialisasi Politik D. Agen Politik
B. Pendidikan Politik E. Sistem Politik
C. Komunikasi Politik

9. Yang merupakan sosialisasi politik secara tidak langsung adalah……….
A. Pengalihan hubungan antarindividu, Imitasi, Magang
B. Pengalihan hubungan antarindividu, Magang, dan Generalisasi
C. Magang, Imitasi, dan Generalisasi
D. Imitasi, Generalisasi, dan Sosialisasi
E. Generalisasi, Sosialisasi, dan Pengalihan hubungan antarindividu

10. Tempat-tempat yang bisa dijadikan magang bagi siswa sekolah dalam mempelajari politik adalah seperti dibawah ini kecuali……….
A. Kegiatan Pramuka D. Pasar Tradisional
B. OSIS E. MPK
C. PKS

11. Sosialisasi Politik secara langsung dilakukan melalui…tahap
A. Satu B. Dua C. Tiga D. empat E. Lima

12. Proses menyerap atau mendapatkan orientasi politik dengan cara meniru orang lain disebut……….
A. imitasi D. magang
B. generalisasi E. pengalihan hubungan antarindividu
C. sosialisasi

13. Seorang pelajar yang bersikap dan berbicara seperti Presiden karena ia mengidealkan peran itu adalah contoh sosialisasi politik secara langsung yang disebut………..
A. Sosialisasi Imitasi D. Pendidikan Politik
B. Sosialisasi Antisipatori E. Pengalaman Politik
C. Magang

14. Perhatikan hal-hal dibawah ini !
1. Keluarga 5. Guru
2. Sekolah 6. Pasar
3. Pekerjaan
4. Media Massa
Manakah yang merupakan agen sosialisasi politik menurut Gabriel Almond ?
A. !, 3, 5, dan 6 D. 3, 4, 5, dan 6
B. 2, 4, 5, dan 6 E. 1. 4, 5, dan 6
C. 1, 2, 3, dan 4

15. Terlibat langsung dalam kegiatan di partai politik adalah contoh dari………
A. Pendidikan Politik D. Imitasi
B. Sosialisasi Antisipatori E. Pendidikan politik
C. Pengalaman Politik

16. Dalam sistem ini terdapat aktivitas politik yang akan menjamin adanya kompetisi partai-partai politik. Ini adalah gambaran tipe budaya politik…….
A. Model masyarakat Industrial
B. Model Masyarakat Demokrasi
C. Model masyarakat Tradisional
D. Model Masyarakat Sistem Otoriter
E. Model Masyarakat Praindustrial

17. Dalam model Sistem Demokrasi Praindustrial, kelompok yang secara langsung terkena sistem perpajakan dan kebijakan pemerintah adalah………..
A. Agamawan, Priyayi, dan Buruh
B. Pegawai, buruh, dan petani
C. Penguasa, pegawai, dan buruh
D. Priyayi, pegawai, dan petani
E. Agamawan, penguasa, dan pegawai

18. Pendidikan politik bagi warga negara dapat dilakukan di tempat-tempat seperti ini, kecuali………
A. Partai Politik D. Media Massa
B. Sekolah E. Mimbar bebas
C. Diskusi Politik

19. Belajar langsung dalam kegiatan-kegiatan politik atau kegiatan yang sifatnya publik disebut………..
A. Pendidikan Politik D. Sosialisasi Antisipatori
B. Imitasi E. Komunikasi politik
C. Pengalaman Politik

20. Dalam tipe budaya politik Indonesia yaitu hierarki yang tegas, mereka-mereka yang memegang jabatan disebut………….
A. Penguasa atau priyayi D. Kaum intelektual
B. Tuan tanah E. Usahawan
C. Agamawan

II. Uraian
1. Sebutkan macam-macam tipe budaya politik !
Jawab : ………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………….

2. Apa yang dimaksud dengan Hierarki Yang Tegas menurut Affan Gaffar ?
Jawab : ………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………….


3. Jelaskan hubungan antara budaya politik dan sosialisasi politik !
Jawab : ………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………….

4. Sebutkan definisi sosialisasi politik menurut Richard E. Dawson !
Jawab : ………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………….

5. Sebutkan 4 aspek penting dalam sosialisasi politik !
Jawab : ………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………….

6. Sebutkan 2 tahap dalam sosialisasi politik tidak langsung !
Jawab : ………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………….

7. Jelaskan yang dimaksud Pengalihan Hubungan Antarindividu !
Jawab : ………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………….

8. Berikan contoh dari generalisasi !
Jawab : ………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………….

9. Apa yang dimaksud dengan peniruan perilaku (imitasi)?
Jawab : ………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………….

10. Sebutkan agen-agen politik menurut Gabriel Almond !
Jawab : ………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………….


1.4 MENAMPILKAN PERAN SERTA BUDAYA POLITIK PARTISIPAN

Kita sudah mengetahui ciri-ciri warga negara yang berbudaya politik partisipan. Warga negara yang berbudaya politik partisipan akan semakin jelas bilamana diwujudkan dalam bentuk perilaku politik. Budaya politik berbeda dengan perilaku politik. Budaya politik belum mengarah pada kegiatan tapi baru pada orientasi dan sikap warganegara, sedangkan perilaku politik sudah menunjuk pada aktivitas atau kegiatan nyata warganegara dalam kehidupan berpolitiknya.
Pada umumnya perilaku politik warganegara dipengaruhi oleh
budaya yang dimilikinya. Dengan demikian, perilaku warganegara merupakan perwujudan atau bentuk peran serta dari budaya politik warganegara itu sendiri. Berikut ini adalah contoh perilaku politik warga negara sebagai perwujudan budaya politik partisipan:

1. Memberi masukan, pendapat, saran, dan kritik kepada pemerintah
2. Ikut berbagai jajak pendapat
3. Pelaksanaan demokrasi secara dama, baik dalam bentuk penolakan maupun dukungan
4. Ikut Pemilihan Umum
5. Ikut rapat, musyawarah, dialog, debat publik, dan sebagainya berkaitan dengan masalah bersama.









MOHON DIUBAH DAN ATAU DITAMBAHAI BIAR MENJADI 20 SOAL PG + 5 UR

SOAL UJI KOMPETENSI SEMESTER 1

I. Pilihan Ganda

1. Orientasi yang berupa pengetahuan, wawasan, kepercayaan, dan keyakinan warga terhadap obyek politik disebut……..
a. Orientasi Afektif
b. Orientasi Kognitif
c. Orientasi Evaluatif
d. Orientasi Positif
e. Orientasi Negatif

2. Dalam model Sistem Demokrasi Praindustrial, kelompok yang secara langsung terkena sistem perpajakan dan kebijakan pemerintah adalah.......
a. Agamawan, Priyayi, dan Buruh
b. Pegawai, buruh, dan petani
c. Penguasa, pegawai, dan buruh
d. Priyayi, pegawai, dan petani
e. Agamawan, penguasa, dan pegawai

3. Dalam tipe budaya politik Indonesia yaitu hierarki yang tegas, mereka-mereka yang memegang jabatan disebut……..
a. Penguasa atau priyayi d. Kaum intelektual
b. Tuan tanah e. Usahawan
c. Agamawan

4. Sosialisasi Politik secara langsung dilakukan melalui…tahap
a. Satu b. Dua c. Tiga d. empat e. Lima

5. Perhatikan hal-hal dibawah ini !
1. Keluarga 5. Guru
2. Sekolah 6. Pasar
3. Pekerjaan
4. Media Massa
Manakah yang merupakan agen sosialisasi politik menurut Gabriel Almond ?
a. !, 3, 5, dan 6 d. 3, 4, 5, dan 6
b. 2, 4, 5, dan 6 e. 1. 4, 5, dan 6
c. 1, 2, 3, dan 4

6. Suatu budaya politik dimana tingkat partisipasi politiknya sangat rendah, yang disebabkan faktor kognitifnya disebut………
a. Otoritarian
b. Parokial
c. Kaula
d. Subyek
e. Partisipan

7. Orientasi yang berupa pengetahuan, wawasan, kepercayaan, dan keyakinan warga terhadap obyek politik disebut…
a. Orientasi Afektif
b. Orientasi Kognitif
c. Orientasi Evaluatif
d. Orientasi Positif
e. Orientasi Negatif

8. Yang tidak termasuk aspek penting dari sosialisasi politik adalah……….
a. Sosialisasi politik adalah hasil dari pengindoktrinasian
b. Sosialisasi politik merupakan proses belajar
c. Sosialisasi politik tidak hanya pada usia dini tapi berlanjut
d. Memberikan hasil belajar yang berupa informasi, pengetahuan yang tidak hanya berkaitan dengan individu tapi juga kelompok
e. Merupakan prakondisi bagi aktivitas sosial politik

9. Perhatikan hal-hal dibawah ini !
1. Model Masyarakat Industrial
2. Model Sistem Tradisional
3. Model Sistem Demokrasi
4. Model Sistem Otoriter
5. Model Sistem Demokrasi Praindustrial
Yang merupakan tipe-tipe budaya politik ditunjukkan pada nomor……..
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 4, dan 5
c. 2, 3, dan 4
d. 3, 4, dan 5
e. 1, 3, dan 5

10. Proses menyerap atau mendapatkan orientasi politik dengan cara meniru orang lain disebut…
a. imitasi d. magang
b. generalisasi e. pengalihan hubungan antarindividu
c. sosialisasi



1. JANGAN LUPA KUNCI JAWABANNYA SEKALIYAN DIKETIK LHO................?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar